» » » NAMA-NAMA YANG DILARANG DALAM ISLAM

NAMA-NAMA YANG DILARANG DALAM ISLAM

بِسْمِ اللهِ الرّحْمنِ الرّحيْمِ
اللهمّ صلّ على محمّد وعلى آلهٖ وٲصْحابِهٖ ٲجْمَعِيْنَ
Nama adalah doa kepada seseorang, maka kedua orang tua (ibu-bapak) merupakan pemegang amanah yang besar untuk memberi nama yang baik kepada anak sebagai buah hati mereka. Pemberian nama kepada anak dengan nama yang baik sangat penting, sehingga kelak anak merasa senang dan tidak merasa malu dengan nama yang disandangnya. Janganlah memberikan nama hanya mengikuti perasaan, asalkan indah dan enak didengar tanpa mengetahui makna yang tersirat atau maksud sebenarnya.

Ada beberapa nama yang makruh dan bahkan ada yang haram menurut syari’at Islam. Berikut ini beberapa ketentuan mengenai nama-nama yang haram dan nama yang makruh.
  1. Nama-nama Yang Khusus Bagi Allah
    Dilarang dan haram hukumnya memberi nama dengan nama-nama Allah, seperti ar-Rahman, ar-Rahiim, al-Khaliq dan al-Bari. Menurut Syaikh Utsaimin1 berkenaan memberi nama dengan nama Allah Ta’ala. Pemberian nama ini memiliki dua sisi yaitu:
    1. Penyebutan nama dengan huruf alif dan lam. Yang dimikian tidak boleh diberikan kepada selain Allah, seperti al-’Aziz, as-Sayyid, al-Hakiim dan lain-lain. Alasannya karena dengan adanya penambahan alif dan lam berarti menunjukkan kepada ushul dari makna yang terkandung dalam nama tersebut.

      Maksud pemberian nama untuk menunjukkan sifat yang terkandung dalam nama tersebut walau tanpa alif dan lam. Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengganti kunyah Abu Hakam karena teman-temannya selalu minta putusan hukum kepadanya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya, “Sesungguhnya Allah adalah al-Hakam dan hanya Dia-lah yang berhak menetapkan hukum.” Lalu beliau memberi panggilan dengan nama anak sulungnya yang bernama Syuraih. Ini menunjukkan apabila seseorang memiliki nama dengan salah satu dari nama Allah yang mengandung makna sifat (sengaja disesuaikan dengan sifat, pekerjaan atau keadaan penyandang nama), maka hal itu dilarang syariat.

    2. Menamai dengan nama-nama Allah tanpa didahului alif dan lam dan tidak bermaksud menyesuaikan dengan makna sifat yang terkandung dalam nama tersebut. Hal ini dibolehkan seperti nama Hakiim. Di antara sahabat ada yang bernama Hakiim bin Hizam. Tetapi ada nama Allah lainnya yang tidak pantas dijadikan sebagai nama manusia, seperti Jabbar, meskipun tidak bermaksud menetapkan makna sifat yang terkandung dalam nama tersebut. Karena bisa jadi nama itu mempengaruhi diri orangnya sehingga dirinya menjadi orang yang sombong, angkuh dan takabbur terhadap orang lain. [Al-Majmu’ Ats-Tsamiin (I/144)].

      Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:
      أَغْيَظُ رَجُلٍ عَلَى اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَخْبَثُهُ رَجُلٌ كَانَ يُسَمَّى مَلِكَ الأَمْلاَكِ لاَ مَلِكَ إِلاَّاللَّهُ  
      “Lelaki yang paling dimukai oleh Allah pada hari kiamat dan paling hina ialah lelaki yang diberi nama Malikul-Amlak (kerana hakikatnya) tiada raja melainkan Allah.” (Riwayat Imam Muslim dari Abu Hurairah r.a.).

      Dalam riwayat yang lain, Rasulullah SAW bersabda:
      إنَّ أخْنَعَ اسْمٍ عِنْدَ الله تَعالى رَجُلٌ تَسَمَّى مَلِكَالأمْلاكِ
      “Sesungguhnya sehina-hina/seburuk-buruk nama di sisi Allah ialah seorang lelaki yang bernama Malikul-Amlak”. (Riwayat Imam Bukhari dari Abu Hurairah r.a.)

      Semakna dengan nama di atas adalah Qadhi Qudhaat, Haakimul Hukkam (artinya, hakim dari para hakim). Memberi nama dengan Sayyidun Naas, Sayyidul Kul, Sittul Kul sebagaimana diharamkan memberi nama dengan nama Sayyidu waladi Adam untuk selain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

  2. Nama Yang Mengandung Makna Penghambaan Terhadap Selain Allah
    Para ulama sepakat mengenai haramnya memakai nama yang mengandung makna penghambaan diri kepada selain Allah, seperti Abdul ‘Uzza, Abdusy Syams (hamba matahari), Abdud Daar, Abdur Rasuul, Abdun Nabi dan lain-lain. Diriwayatkan dari Hani bin Zaid bahwa ketika ia datang menghadap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai utusan beserta kaumnya, Rasulillah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendengar mereka memanggil salah seorang di antara mereka dengan nama Abdul Hajar (hamba batu). Lalu Nabi SAW bertanya kepadanya, “Siapa namamu?” Ia menjawab, “Abdu hajar.” Beliau bersabda, “Tidak, kamu adalah Abdullah (hamba Allah) bukan Abdu Hajar (hamba batu)!” (lihat kitab Shahihul Adabil Mufraad, halaman 623).

    Termasuk pula dalam hal ini adalah pemberian nama Abdul Haarits, karena al-Hariits adalah manusia. Adapun “Haarits” itu sendiri bukanlah nama Allah. Yang ada adalah Allah disifati dengan adz-Dzaari’ (menanam, menumbuhkan) dan itu bukan termasuk nama Allah
    ۞ٲفر ٲيتم ما تحرثون۞ ٲٲنتم تزرعونه ٲم نحن الزارعون
    “Maka terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam. Kamukah yang menumbuhkan atau Kami-kah yang menumbuhkan”. (QS. Al-Waaqi’ah: 63-64)

  3. Nama Malaikat
    Menurut mazhab Syafi’ie, boleh memberi nama dengan nama-nama malaikat, tetapi Imam Malik memakruhkannya. “Telah memakruhkan sebahagian ulama’ memberi nama dengan nama-nama Malaikat dan ia adalah pandangan al-Harith bin Miskin. Imam Malik memakruhkan memberi nama dengan Jibril dan Ya-sin.”1

  4. Mengarah Pada Ramalan Nasib
    Dimakruhkan memberi nama dengan nama-nama yang mengandung makna mengarah pada kemungkinan seseorang melakukan ramalan nasib seperti nama-nama yang terkandung dalam sabda Rasulullah SAW yang artinya:

    “Janganlah kamu menamakan anak kamu Yasar (mudah), Rabah (untung), Najih (berjaya) dan Aflah (berjaya). Kerana sesungguhnya jika kamu bertanya seseorang; “Apakah ada di sana (Yasar, Rabah dan sebagainya itu)?” Lalu ia menjawab; “Tidak ada”. (Riwayat Imam Muslim dari Samurah bin Jundab r.a.)

    Dalam hadis yang lain, Rasulullah SAW bersabda:
      لا تسمين غلامك يسارا ولا رباحا ولا نجيحا ولا أفلح فإنك تقولأثم هو فلا يكون فيقول: لا
    “Jangan namakan anakmu dengan nama senang, keuntungan dan kejayaan. Sebabnya adalah jika kamu bertanya adakah ‘kuntungan’ ada? Jika tidak ada, orang akan menjawab “Keuntungan tidak ada”. (Hadis riwayat Muslim, Tirmizi r.a. dan Abu Daud r.a.)

    Menurut Imam Nawawi, dimakruhkan nama-nama tersebut (dalam hadis) adalah kerana ada kemungkinnan buruk dan kerusakan jawaban yang mungkin diterima, juga nama-nama tersebut ada kemungkinan menjatuhkan sebahagian golongan ke dalam suatu bentuk perbuatan meramal untung/nasib. Sebagai contoh, apabila orang yang suka meramal nasib dengan cara mengajukan pertanyaan: “Adakah di sana ada Rabah (untung)?”, lalu dijawab; “Ada”. Apabila orang yang bernama Rabah (untung) ada di sana, maka si peramal menganggap/ menilai nasib dengan suatu kejadian mendengar jawaban ini, maka ia akan menganggap bahawa hari tersebut adalah hari untung (hari keberuntungan atau hari baik). Menurut Syeikh Abdullah Nasih ‘Ulwan; memberi nama dengan nama-nama ini hukumnya adalah haram dengan sepakat para ulama’. (Tarbiyatul-Aulad)

  5. Kekufuran Dan Kejahatan
    Nama-nama yang memberikan maksud yang tidak baik dan melambangkan kekufuran dan kejahatan, seperti Wisky, Ifrit, Firaun dan Syaitan adalah dilarang.

  6. Nama Yang Mengandung Kesan Hewani dan Birahi (Syahwat)
    Makruh memberi nama dengan nama yang arti atau lafazhnya mengandung kesan hewani dan atau berhubungan dengan syahwat (birahi). Contohnya, Harb (perang), Murrah (pahit), Kalb (Anjing), Hayyah (ular), Jahsy (kasar), Baghal (kuda poni atau keledai) dan yang semisalnya.Syaikh Nashiuruddin berkata dalam Silsilatu al-Haadits ash-Shahihah (1/379), “Di antara nama jelek yang bayak dipakai orang sekarang dan harus segera diganti seperti: Wishaal (senggama), Sihaam (panah), Nehaad (gadis montok), Ghaadah (gadis yang lembut), Fitnah (daya tarik) dan yang semisalnya.”

    Syaikh Bakr Abu Zaid berkata, “Makruh hukumnya memberi nama dengan nama yang memberi kesan hewani atau berhubungan dengan syahwat. Nama-nama seperti ini banyak diberikan kepada anak-anak perempuan, contohnya, Ahlaam (impian), Ariij (wangi semerbak), ‘Abiir (yang menitikkan air mata), Ghaadah, Fitnah, Faatin (yang menggiurkan), Syaadiyah (biduanita) dan lain-lain.”

    Makruh hukumnya memberi nama dengan nama yang menunjukkan kepada dosa dan maksiat, seperti nama Zhaalim (orang lalim) dan Sarraq (pencuri). Dalam sebuah kisah, Utsman bin Abil ‘Ash pernah membatalkan penobatan jabatan gubernur karena kandidatnya seorang yang memiliki nama seperti ini (lihat kitab Al-Ma’rifah wa at-Taariikh karya al-Fasawi (III/201).

  7. Memuji Diri Sendiri
    Rasulullah SAW melarang menggunakan nama yang memuji diri sendiri. Pernah terjadi pada suatu ketika, Nabi SAW bertemu seorang wanita bernama Barrah (wanita yang sangat baik); Rasulullah SAW bersabda:
       لا تُزَكُّوْا أَنْفُسَكُمْ اَللهُ أَعْلَمُ بِأَهْلِ بِرِّمِنْكُمْ
    “Janganlah kamu memuji diri kamu sendiri. Allah SWT lebih mengetahui siapakah yang lebih baik dikalangan kamu”.
    Mereka bertanya: “Apa yang kami hendak namakannya”.
    Baginda menjawab: “Zainab”.
    (Hadis shahih riwayat Muslim r.a.)

    Dari Umar RA berkata, Rasulullah SAW bersabda:
    عن عُمَرَ رضى الله عَنْهُ قال،قال رسول الله صلى الله عليْهِ وسلّم׃ لٲنهين ٲن يسمى رافع وبركة ويسار۰ رواه الترمزى رضى الله عنه
    Dari ‘Umar r.a. berkata, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:“Aku menegah daripada menamakan dengan nama Rafi’ (ketinggian/ keluhuran akhlaq), Barakah (keberkatan) dan Yassar (kemudahan)” (Hadis riwayat Tirmizi r.a.).

  8. Imam Nawawi berkata: Ulama syafi’i berkata: “Dimakruhkan memberi nama dengan nama-nama ini dan apa yang membawa kepada sebab larangan ini. Larangan ini adalah hanya makruh tidak haram”

  9. Nama Yang Buruk
    Dimakruhkan memberi nama dengan nama-nama yang buruk seperti Harb, Murrah. Sabda Rasulullah SAW:
    تَسَمُّوْا بِٲَسْماءِ الٲَنْبِيَاءِ، وٲحَبَّ الْٲسْماءِ ٳلى اللهِ تعالى׃ عَبْدُ الله وعَبْدُ الرّحْمن، وٲصْدَقُها׃ حارِث وهَمّامٌ، وٲقبَحُها׃ حَرْبٌ وَمُرَّةٌ۰
    “Berilah nama dengan nama-nama para Nabi. Nama yang paling disukai oleh Allah ialah Abdullah dan Abdurrahman. Nama yang paling tepat (dengan hakikat manusia) ialah Harith dan Hammam, dan nama yang paling buruk ialah Harb dan Murrah” (HR. Abu Daud dan An Nasai. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan lighairihi sebagaimana disebutkan dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 1977).2

  10. Nama Yang Terdengar Asing dan Aneh
    Makruh hukumnya memberi nama yang lafadznya asing dan aneh, sehingga sulit untuk mengucapkan lafadz nama tersebut.

Demikianlah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan nama untuk si Buah Hati, semoga bermanfaat.
tuntunan pemberian nama islami
_________
nama-nama yang dilarang islam
1Ustadz Abu Muhammad Abdurrahman Sarijan Judul, Etika Memberi Nama Anak Dalam Islam.  
2Abu Abdillah Ahmad bin Ahmad Al-Isawi, Ensiklopedia Anak Tanya Jawab Tentang Anak Dari A sampai Z.
DAFTAR NAMA BAYI
NAMA ANAK ISLAMI
NAMA-NAMA BAYI ISLAMI
NAMA-NAMA ANAK ISLAMI
DAFTAR NAMA BAYI
NAMA ANAK ISLAMI
NAMA-NAMA BAYI ISLAMI
NAMA-NAMA ANAK ISLAMI

No comments:

Post a Comment

Entri Populer

WEDNESDAY, 21 JANUARY 2015

TUNTUNAN PEMBERIAN NAMA ANAK DALAM ISLAM

Mendapapatkan nama yang baik merupakan hak anak dan kewajipan kedua orang tua (ibu dan bapak) memberikan nama yang baik kepada bayi ya...